Aku harus berkali-kali
menyipitkan mataku yang kadang perih terkena gerimis yang diterbawa
angin mengenai tubuhku. Tentu saja kedua telapak tanganku yang bebas
terus kugosokkan agar mendapat hangat. Ya, sudah dua hari ini cuaca tak
bersahabat, selalu mendung disusul gerimis dan angin yang tak terlalu
kencang namun cukup membuat siapa saja untuk kembali bermalas-malasan
dibalik selimut. Hah..aku tidak mau terlambat masuk kantor hanya karena
harus berjalan kaki dulu mencari angkutan di jalan depan, motor yang
biasanya ku pakai harus nongkrong dulu selama 2 hari di bengkel setelah
kecelakaan kemaren lusa berhasil membuat penyok bagian depan motorku
yang dipinjam seorang teman kantor. Yang luar biasa, dia hanya memar
dan lecet di telapak tangan saja dan hanya motorku yang luka parah.
Ya..semua tak lepas dari campur tangan Allah, atas kuasaNya maka semua
baik-baik saja.
Di dalam angkot ini tentu saja aku kembali berdesakan dengan beberapa anak sekolah yang mendominasi isi angkot. Mungkin karena hari hujan maka mereka gak pake acara nongkrong dulu dan langsung menyerbu angkot yang lewat di depan mereka. Bagaimanapun kondisi angkotnya, yang penting sampai tujuan. Tepat 20 menit, aku sudah bisa duduk tenang di tempat kerjaku. Pekerjaan yang sama, menghitung beberapa anggaran pengeluaran dan pemasukan kantor. Pekerjaan yang kunikmati selama 6 bulan sudah, setelah 2 bulan yang lalu aku menikmati masa-masa tanpa kerjaan karena resign dari tempat kerja sebelumnya.
Tik tik tik, hanya suara itu yang terdengar nyaring dalam ruang kantor ini. Semuanya asik menatap layar komputer dihadapan mereka. Sesekali keheningan terputus oleh celoteh para karyawan yang saling bergurau, berdiskusi tentang masalah pekerjaan, sampai yang mondar-mandir keluar masuk ruangan. Aku kaget, suara adzan berbunyi dari komputer yang sedari tadi ku pelototi untuk mengerjakan angka-angka yang tersusun dalam kolom demi kolom, sengaja ku seting otomatis untuk setiap waktu sholat. Ku lirik jam di tangan, sudah menunjukkan pukul 11:45, bersiap untuk sholat dan makan siang.
Setelah istirahat tadi, aku kembali ke meja kerjaku. Aku log in, siap masuk dalam dunia maya, refresh saja di sela waktu kerja. Setelah masuk, kulihat ada beberapa nama yang antri untuk di konfirm sebagai teman. Pada nama ketiga aku tertegun, belum lagi tanganku meng-klik, aku masih memperhatikan wajah wanita berjilbab di layar monitorku saat ini. Wanita dengan akun ‘ayu imoet’, seperti pernah ku kenal dan tak asing bagiku. Sebelum mengkonfirm kubuka dulu profile nya untuk sekedar menuntaskan rasa penasaranku. Hei..dia sekolah di SMP yang sama denganku, tapi siapa? Aku bertanya dalam hati sambil kembali melihat foto profilenya. Tiba-tiba aku deg-deg an, ya aku ingat dia, Ayu Sintani, teman sekelasku masa SMP dulu. Segera ku konfirmasi dan ku tulis di wall nya
“Assalamu’alaikum,
Ayu apa kabar? Lama tak jumpa, masih ingat aku kan? teman sekelas SMP dulu”.
Huda.
Tak lama, aku log out dan membereskan kerjaanku yang belum akan selesai hari ini, ya sudahlah akan kusambung lagi besok. Dalam perjalanan pulang, aku kembali mengingat- ingat gadis itu. Aku tidak terfikir sebelumnya, kalau itu Ayu. Tapi apa benar dia Ayu yang aku maksud? Haduh, aku tambah penasaran, dan tidak sabar membuka lagi FB ku, mungkin saja sudah ada balasan dari dia.
Diam-diam aku tak putus berharap, sembari membuka FB, aku berharap bahwa dia adalah benar-benar Ayu yang aku maksud. Entahlah, aku masih ingat wajahnya, walau sekarang dia sudah mengenakan jilbab. Semoga saja rasa penasaranku tuntas malam ini dengan balasan dari dia. Setidaknya aku akan bisa tidur pulas dengan ditemani suara hujan. Setelah OL, kulihat dia juga sedang OL, wah kebetulan fikirku. Sebelumnya aku melihat wall ku, dan disana ada balasan dari dia.
“Wa’alaikumsalam. Kabarku baik. Iya, aku Ayu, kita teman sekelas dulu semasa SMP”
Yuhui...aku terlonjak, hampir jatuh dari kursiku, aku juga tidak mengerti kenapa sampai segirang ini. Aku mengajaknya chat beberapa saat kemudian, walaupun tak bertatap langsung, tapi ada rasa malu juga kalau ngobrol sama dia. Ya, sambil mengenang masa SMP kami yang pernah membekas di hati. Hahaha..aku tertawa sendiri jika mengingat hal itu. Namun, dalam obrolan kami, tidak membahas hal tersebut, aku juga tak ingin, bukan tak ingin tapi belum ingin, aku tidak mau mengeruhkan suasana malam ini, kami hanya bicara seputar kabar, dan pekerjaan masing-masing. Namun, dalam hati aku masih tetap ingin membicarakan perihal tersebut, mengapa kami harus putus komunikasi begitu lama dan sekarang harus di pertemukan kembali. Tapi untukmu Ayu Sintani, untuk kau tahu setelah kemunculanmu kembali aku masih merasakan ada ‘sesuatu’ diantara kita, tapi entah denganmu. You, my first Love.
Note : untuk saudaraku yang me-request, maaf kusajikan dalam bentuk cerpen dengan penambahan di sana-sini, mungkin tak sama dengan cerita aslinya, karena sesi curhatnya cuma ‘seujung kuku’ sich..hehe, saya tunggulah cerita selanjutnya, mungkin nanti akan menjadi cerbung kali yeeee...hehehehe...
Eits..., hampir lupa, mohon maaf jika ada kesamaan nama dan karakter tokoh dalam cerita ini, karena bukan suatu kesengajaan. ( maaf..maaf..maaf yeee ).
Di dalam angkot ini tentu saja aku kembali berdesakan dengan beberapa anak sekolah yang mendominasi isi angkot. Mungkin karena hari hujan maka mereka gak pake acara nongkrong dulu dan langsung menyerbu angkot yang lewat di depan mereka. Bagaimanapun kondisi angkotnya, yang penting sampai tujuan. Tepat 20 menit, aku sudah bisa duduk tenang di tempat kerjaku. Pekerjaan yang sama, menghitung beberapa anggaran pengeluaran dan pemasukan kantor. Pekerjaan yang kunikmati selama 6 bulan sudah, setelah 2 bulan yang lalu aku menikmati masa-masa tanpa kerjaan karena resign dari tempat kerja sebelumnya.
Tik tik tik, hanya suara itu yang terdengar nyaring dalam ruang kantor ini. Semuanya asik menatap layar komputer dihadapan mereka. Sesekali keheningan terputus oleh celoteh para karyawan yang saling bergurau, berdiskusi tentang masalah pekerjaan, sampai yang mondar-mandir keluar masuk ruangan. Aku kaget, suara adzan berbunyi dari komputer yang sedari tadi ku pelototi untuk mengerjakan angka-angka yang tersusun dalam kolom demi kolom, sengaja ku seting otomatis untuk setiap waktu sholat. Ku lirik jam di tangan, sudah menunjukkan pukul 11:45, bersiap untuk sholat dan makan siang.
Setelah istirahat tadi, aku kembali ke meja kerjaku. Aku log in, siap masuk dalam dunia maya, refresh saja di sela waktu kerja. Setelah masuk, kulihat ada beberapa nama yang antri untuk di konfirm sebagai teman. Pada nama ketiga aku tertegun, belum lagi tanganku meng-klik, aku masih memperhatikan wajah wanita berjilbab di layar monitorku saat ini. Wanita dengan akun ‘ayu imoet’, seperti pernah ku kenal dan tak asing bagiku. Sebelum mengkonfirm kubuka dulu profile nya untuk sekedar menuntaskan rasa penasaranku. Hei..dia sekolah di SMP yang sama denganku, tapi siapa? Aku bertanya dalam hati sambil kembali melihat foto profilenya. Tiba-tiba aku deg-deg an, ya aku ingat dia, Ayu Sintani, teman sekelasku masa SMP dulu. Segera ku konfirmasi dan ku tulis di wall nya
“Assalamu’alaikum,
Ayu apa kabar? Lama tak jumpa, masih ingat aku kan? teman sekelas SMP dulu”.
Huda.
Tak lama, aku log out dan membereskan kerjaanku yang belum akan selesai hari ini, ya sudahlah akan kusambung lagi besok. Dalam perjalanan pulang, aku kembali mengingat- ingat gadis itu. Aku tidak terfikir sebelumnya, kalau itu Ayu. Tapi apa benar dia Ayu yang aku maksud? Haduh, aku tambah penasaran, dan tidak sabar membuka lagi FB ku, mungkin saja sudah ada balasan dari dia.
Diam-diam aku tak putus berharap, sembari membuka FB, aku berharap bahwa dia adalah benar-benar Ayu yang aku maksud. Entahlah, aku masih ingat wajahnya, walau sekarang dia sudah mengenakan jilbab. Semoga saja rasa penasaranku tuntas malam ini dengan balasan dari dia. Setidaknya aku akan bisa tidur pulas dengan ditemani suara hujan. Setelah OL, kulihat dia juga sedang OL, wah kebetulan fikirku. Sebelumnya aku melihat wall ku, dan disana ada balasan dari dia.
“Wa’alaikumsalam. Kabarku baik. Iya, aku Ayu, kita teman sekelas dulu semasa SMP”
Yuhui...aku terlonjak, hampir jatuh dari kursiku, aku juga tidak mengerti kenapa sampai segirang ini. Aku mengajaknya chat beberapa saat kemudian, walaupun tak bertatap langsung, tapi ada rasa malu juga kalau ngobrol sama dia. Ya, sambil mengenang masa SMP kami yang pernah membekas di hati. Hahaha..aku tertawa sendiri jika mengingat hal itu. Namun, dalam obrolan kami, tidak membahas hal tersebut, aku juga tak ingin, bukan tak ingin tapi belum ingin, aku tidak mau mengeruhkan suasana malam ini, kami hanya bicara seputar kabar, dan pekerjaan masing-masing. Namun, dalam hati aku masih tetap ingin membicarakan perihal tersebut, mengapa kami harus putus komunikasi begitu lama dan sekarang harus di pertemukan kembali. Tapi untukmu Ayu Sintani, untuk kau tahu setelah kemunculanmu kembali aku masih merasakan ada ‘sesuatu’ diantara kita, tapi entah denganmu. You, my first Love.
Note : untuk saudaraku yang me-request, maaf kusajikan dalam bentuk cerpen dengan penambahan di sana-sini, mungkin tak sama dengan cerita aslinya, karena sesi curhatnya cuma ‘seujung kuku’ sich..hehe, saya tunggulah cerita selanjutnya, mungkin nanti akan menjadi cerbung kali yeeee...hehehehe...
Eits..., hampir lupa, mohon maaf jika ada kesamaan nama dan karakter tokoh dalam cerita ini, karena bukan suatu kesengajaan. ( maaf..maaf..maaf yeee ).